Selasa, 03 Juli 2018

Pemberian Nutrisi Dan Hidrasi Pada Pasien Kritis

Dalam dunia kesehatan masalah pemberian nutrisi dan hidrasi pada pasien kritis masih menjadi dilema etik khususnya di Intensive Care Unit (ICU) pada pasien yang mendekati kematian. Mengapa demikian? Sebelumnya perlu diketahui lebih dulu, pasien kritis atau pasien yang mendekati kematian tindakan perawatan sudah berbeda yang awal perawatannya berfokus untuk mengobati pasien berganti dengan meningkatkan kenyamanan pasien dalam menghadapi kematian. Cara meningkatkan kenyamanan pasien saat menghadapi kematian adalah dengan menciptakan kematian dengan damai dengan menghindari resiko bahaya atau komplikasi dari setiap tindakan perawatan yang dilakukan. 

Pemberian nutrisi dan hidrasi itu seperti apa?
Nutrisi merupakan makanan/cairan yang diberikan dengan tiga metode, pertama oral nutrition diberikan melalui mulut menuju lambung, kedua enteral nutrition dengan bantuan selang dari hidung menuju lambung atau pembedahan di area perut dan ketiga parenteral nutrition melalui pembuluh darah, yang tentunya semua bentuk makanan berbeda setiap metode. Hidrasi merupakan cairan/elektrolit yang diberikan tidak melalui mulut tetapi dengan selang dari hidung ke lambung, pembuluh darah dan kulit.

Lalu apa hubungan antara pemberian nutrisi dan hidrasi dengan kanyamanan dan resiko bahaya?
Penelitian yang sudah dilakukan beberapa tahun ini menjelaskan bahwa pada pasien kritis dan mendekati kematian pemberian makanan dan cairan dapat beresiko dapat menyebabkan pasien mengalami kelebihan cairan, sesak nafas, diare, konstipasi dan mual yang disebabkan menurunnya kerja organ-organ tubuh. Selain itu pemasangan alat bantu seperti selang ditubuh mengurangi tingkat kenyamanan pasien dan fakta-fakta yang perlu diketahui bahwa pasien yang mendekati kematian tidak mengalami lapar dan kehausan dan secara fisiologis tidak menunjukan tanda-tanda akan lapar dan haus serta dengan tindakan menghentikan pemberian nutrisi tidak mempercepat proses kematian. 

Dengan keadaan tersebut apakah pemberian nutrisi dihentikan? 
Jawabannya belum tentu, karena apa? Dalam membuat keputusan penghentian nutrisi berhubungan dengan sikap, keyakinan, agama dan budaya dari pasien dan keluarga. Misalnya pasien dan keluarga percaya bahwa dengan penghentian asupan nutrisi dapat mempercepat kematian karena pasien tidak diberikan nutrisi yang cukup untuk bertahan hidup, dari sisi agama dan budaya pasien dan keluarga percaya bahwa wajib memberikan nutrisi bagi pasien mendekati kematian. Maka dalam pemberian nutrisi masih menjadi dilema etik dalam tindakan kesehatan khususnya pasien yang mendekati kematian.

Lalu bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut?
Berpedoman pada prinsip etik, pertama menghormati keputusan pasien atau keluarga (autonomy) keputusan itu tidak berarti pasien atau keluarga bebas memutuskan dan semua keinginan dikabulkan, tetapi ada proses yaitu pasien atau keluarga mendapat edukasi, informasi penuh terkait manfaat dan bahaya dalam pemberian nutrisi dan serta saat pengambilan keputusan tidak ada paksaan dan tekanan dari siapapun.
Kedua, memperhatikan manfaat (Beneficence) dan tidak merugikan (Non-Maleficence) bagi pasien. Dengan cara memperhitungkan “keseluruhan manfaat” dari hasil pemberian nutrisi terhadap penyakit, kualitas hidup, psikologis dan spiritual pasien. Jika pemberian nutrisi memiliki resiko dan bahaya lebih besar maka wajib untuk dihentikan.
Ketiga, keadilan (justice) yang mengacu bahwa setiap individu berhak mendapatkan perawatan terbaik, adil dan tanpa diskriminasi. Keadilan juga berarti mendapatkan perawatan yang sama untuk mencapai manfaat yang sebenarnya bagi pasien. Tindakan perawatan yang sia-sia dan hanya memperanjang penderitaan dan fase kematian bagi pasien harus dihindari. 

Bagaimana islam memandang masalah tersebut?
Dari sebuah penelitian menjelaskan, bahwa islam memandang pemberian nutrisi sebagai kebutuhan dasar bukan sebagai pengobatan medis sehingga mewajibkan memberikan nutrisi untuk pasien kritis dan mendekati kematian kecuali jika pemberian nutrisi tersebut mempercepat kematian. Islam juga memperbolehkan menghentikan tindakan apabila lebih berbahaya dan berisiko dari pada manfaat dan jika dirasa hasilnya akan sia-sia. Islam menganjurkan perawatan pada pasien kritis atau mendekati kematian adalah menghindari atau mencegah cidera dan bahaya setiap tindakan yang dilakukan. 
Begitu kompleksnya untuk memutuskan suatu tindakan dalam merawat pasien kritis dan mendekati kematian, banyak faktor-faktor yang perlu diperhatikan sehingga keputusan nantinya bisa dipahami semua pihak. Keputusan yang sudah diambil harus disertai lembar persetujuan dari pasien, keluarga dan pelayanan kesehatan.
Semoga bermanfaat dan terima kasih





DAFTAR PUSTAKA
Alsolamy, S. (2014). Islamic views on artificial nutrition and hydration in terminally Ill patients. Bioethics, 28(2), 96–99. https://doi.org/10.1111/j.1467-8519.2012.01996.x
Devalois, B., & Broucke, M. (2015). [Nutrition and hydration at the end of life]. Presse Medicale (Paris, France : 1983), 44(4 Pt 1), 428–34. https://doi.org/10.1016/j.lpm.2015.02.007
Druml, C., Ballmer, P. E., Druml, W., Oehmichen, F., Shenkin, A., Singer, P., … Bischoff, S. C. (2016). ESPEN guideline on ethical aspects of artificial nutrition and hydration. Clinical Nutrition, 35(3), 545–556. https://doi.org/10.1016/j.clnu.2016.02.006
Heuberger, R., & Wong, H. (2018). Knowledge, Attitudes, and Beliefs of Physicians and Other Health Care Providers Regarding Artificial Nutrition and Hydration at the End of Life. Journal of Aging and Health. https://doi.org/10.1177/0898264318762850
McClave, S. A., Taylor, B. E., Martindale, R. G., Warren, M. M., Johnson, D. R., Braunschweig, C., … Compher, C. (2016). Guidelines for the Provision and Assessment of Nutrition Support Therapy in the Adult Critically Ill Patient: Society of Critical Care Medicine (SCCM) and American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (A.S.P.E.N.). Journal of Parenteral and Enteral Nutrition, 40(2), 159–211. https://doi.org/10.1177/0148607115621863
Ribera-Casado, J. M. (2015). Feeding and hydration in terminal stage patients. European Geriatric Medicine, 6(1), 87–90. https://doi.org/10.1177/0884533614546890

1 komentar:

  1. As a sign of gratitude for how my husband was saved from Lymes, I decided to reach out to those still suffering from this.
    My husband suffered from Lymes and it was really tough and heartbreaking for me because he was my all and the symptoms were terrible, we tried various therapies prescribed by our neurologist but none could cure him. I searched for a cure and I saw testimony of so many people who were cured from Lymes , and so many others with similar body problems, and they left the contact of this doctor who had the herbal cure to Lymes. I never imagined Lymes had a cure not until I contacted him and he assured me my husband will be fine. I got the herbal medication he recommended and my husband used it and in one months he was fully okay even up till this moment he is so full of life.Lymes has a cure and it is a herbal cure contact the doctor for more info on drituaherbalcenter@gmail.com Dr Itua can cure Herpes,Hiv,Cancer,ALS,Copd,HPV,Lupus,MS,Diabetes, and other disease talk to Dr Itua on how to get the medication. Thanks for reading my testimony .

    BalasHapus

Pemberian Nutrisi Dan Hidrasi Pada Pasien Kritis

Dalam dunia kesehatan masalah pemberian nutrisi dan hidrasi pada pasien kritis masih menjadi dilema etik khususnya di Intensive Care Unit ...