Kamis, 11 Januari 2018

Teori Keperawatan Nola J. Pender

Abstrak
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif. Teori keperawatan Nola J. Pender tentang “Health Promotion Model” HPM yang menjelaskan bahwa perilaku kesehatan merupakan hasil tindakan yang ditujukan untuk mendapatkan hasil kesehatan yang optimal. Pender menggabungkan konsep manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan dan teori kognitif sosial, HPM membagi proposisi utama dalam tiga kategori utama: karakteristik individu dan pengalaman, kognisi perilaku spesifik dan mempengaruhi, dan hasil perilaku. Fenomena yang terjadi pasien gagal ginjal kronis adalah pengoptimalian terapi hemodialsis. Kejadian saat ini di pelayanan kesehatan untuk meningkatkan adekuasi hemodialsis biasanya dengan menigkatkan QB (Quick Blood), ultrafiltrasi dan penambahan lama waktu hemodialisis, tetapi terdapat resiko seperti mual, pusing dan kram otot. Exercise intradialisis  merupakan  pergerakan terencana,  terstruktur  yang  dapat membantu pengoptimalan terapi hemodialsis.
Kata kunci : Health Promotion Model, Gagal Ginjal Kronis
Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif. Keperawatan professional diterapkan dengan mengaplikasikan ilmu dan teori keperawatan dalam praktek, pendidikan dan riset keperawatan. Ilmu keperawatan dalam memenuhi tuntutan dan tekanan masyarakat harus dikembangkan berdasarkan pemahaman pada konsep dan teori keperawatan. Pengembangan berdasarkan teori ini dimaksudkan agar dalam pengaplikasiannya tidak menyimpang dari model atau konsep keperawatan yang sudah ada. Seperti teori yang akan dibahas, yaitu teori keperawatan Nola J. Pender tentang “Health Promotion Model” (HPM) yang menjelaskan bahwa perilaku kesehatan merupakan hasil tindakan yang ditujukan untuk mendapatkan hasil kesehatan yang optimal (Alligood, 2014). Teori ini merupakan sebuah model konseptual yang darinya teori-teori middle-range dapat dikembangkan.
Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan dan teori kognitif sosial yang konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu yang hal logis dan ekonomis (Alligood, 2014). Di seluruh dunia lebih 50 juta orang terkena gagal ginjal, lebih1 juta orang melakukan terapi pengganti ginjal seperi transplantasi ginjal dan dialisis. Dari survey PERNEFRI (Perkumpulan Nefrologi Indonesia), (2015) pada tahun 2012 terdapat 16.040 pasien gagal ginjal, meningkat pada tahun 2015 menjadi 51.604 pasien. Provinsi DIY terdapat 1.293 orang mengalami tindakan HD rutin dan 34 menjalani HD akut setiap bulan. Fenomena yang terjadi di pelayanan adalah pasien yang menjalani cuci darah tetapi hasil yang didapatkan kurang baik, banyak faktor yang mengakibatkan ketidakefektifan  terapi ini, misalnya faktor diet pasien yakni pasien kesulitan jika harus mengatur dan komitmen tentang asupan makanan.
Armezya et al., (2014) dalam penelitainnya bahwa terdapat 38% pasien mengalami tindakan hemodialysis tidak adekuat. Hal serupa dikemukanan oleh Tri Catur, (2014) bahwa pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialsis selama 3 bulan tidak mengalami perubahan hasil adekuasi yang signifikan. Perawat harus mengerti dan memikirkan usaha peningkatan derajat kesehatan, skema untuk upaya peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga, komunitas, lingkungan dan masyarakat. Sulistyowati, (2011) promosi kesehatan adalah memberdayakan dan menghadapi masalah kesehatan dengan cara mencegahnya dan mengatasi masalah yang sudah terjadi dengan menanganinya secara efektif dan effisien
Biografi Nola J. Pender
Nola J. Pender berkomitmen pertama kali pada profesi keperawatan ketika berusia 7 tahun. Saat itu ia mengobservasi pemberian asuhan keperawatan pada  bibinya yang masuk rumah sakit. Rasa kenginan untuk memberikan perawatan  kepada  orang lain dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia yakini  sebagai  profesi yang menolong orang lain. Lahir pada 16 agustus 1941 di Lansing Mighican, pender merupakan anak semata wayang dari orang tua yang mendukung pendidikan kepada perempuan. Riwayat pendidikan tahun 1962 menerima gelar diploma dari Sekolah Keperawatan di West Suburban Hospital di Oak Park dan kemudian bekerja di unit medikal bedah dan berlanjut ke unit pediatrik di rumah sakit Michigan. Menerima gelar sarjana keperawatan tahun 1964 di Michigan State University dan 1965 menamatkan gelar masternya, dan tahun 1969 menyelesaikan program doktoralnya bidang psikologi dan pendidikan di Rush University. Pengalaman dan pendidikan menanamkan keinginannya untuk peduli dengan orang lain dan mempengaruhi kepercayaannya bahwa tujuan dari seorang perawat adalah membantu orang lain (Alligood, 2014).
Percakapan dengan Dr. Beverly McElmurry di Northern Illionis University dan bacaan High-Level Willnes karangan Halpert Dunn (1961) menginspirasi ide tentang kesehatan dan keperawatan. Pernikahan dengan Albert Pender, seorang guru besar bisnis dan ekonomi dan kemudian menulis buku tentang ekonomi untuk pelayanan kesehatan. Dan kelahiran anak pertama membuatnya meningkatkan motivasi untuk mempelajari lebih jauh tentang bagaimana memperbaiki kesehatan.
Pengalaman bidang psikologis, dan pendidikannya membawanya untuk menggunakan perspektif keperawatan yang holistik, psikologikal, dan teori pembelajaran sebagai pondasi Health Promotion Model (HPM), pada tahun 1975 pender menerbitkan “A Conceptual Model for Prefentive Health Behaviour” merupakan basis untuk mempelajari bagaimana individu memutuskan pelayanan kesehatan untuk mereka sendiri dalam konteks keperawatan.
Edisi pertama buku asli pender “Health Promotion in Nursing”(1982) kemudian direvisi 1987, edisi ke 3 tahun 1996 dan edisi ke 4 tahun 2002. Tim pender mengembangkan profil gaya hidup yang mempromosikan kesehatan. Pender telah mempromosikan aktifitas akademis dalam keperawatan dengan ikut dalam Sigma Theta Tau Internasional sebagai presiden Midwes Nursing Research Society dari tahun 1985 sampai 1987 dan ketua kabinet Penelitian Keperawatan milik American Nurses Association.
Pada tahun 1998, pender ditugaskan U.S Preventive Services Task Force selama 4 tahun untuk mengevaluasi bukti ilmiah dan membuat rekomendasi spesifik yang bersifat pencegahan. Saat menjabat wakil dekan di Sekolah Keperawatan University of Michigan, Pender mempromosikan penelitian interdisipliner, penelitian berbasis sains dan menautkan penelitian dengan peramuan kebijakan kesehatan. Pender telah banyak menerbitkan artikel mengenai latihan fisik, perubahan perilaku dan pelatihan terhadap relaksasi sebagai aspek promosi kesehatan (Alligood, 2014).
Konsep Teori Nola J. Pender
Konsep pelayanan keperawatan dari model kuratif ke arah promotif dan peventif mendorong lahirnya tentang Health Promotion Model oleh Pendder. Melalui 2 teori yaitu mengenai teori nilai harapan  dan teori kognitif sosial. Teori nilai harapan (expectancy value) adalah pemahaman bahwa perilaku sehat bersifat rasional dan ekonomis, ada dua hal pokok yaitu: hasil tindakan bersifat rasional dan ekonomis dan pengambilan tindakan untuk menyempurnakan hasil yang diinginkan. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) teori ini menekankan pengarahan diri, pengaturan diri, dan persepsi terhadap kemajuan diri. Teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki kemampuan dasar antara lain: pengalaman sebagai petunjuk dimasa akan datang, berpikiran ke depan, belajar dari pengalaman orang lain, pengaturan diri dan refleksi diri.
Revisi Model Promosi Kesehatan
Terdapat 3 landasan HPM yaitu: sikap yang berhubungan dengan aktivitas, komitmen pada rencana tindakan, dan adanya kebutuhan yang mendesak. Pertama sikap yang berhubungan dengan aktifitas meliputi karakteristik individu dan pengalaman individu diketahui bahwasannya manusia itu bersifat unik dan selalu belajar dari setiap pengalaman baik pribadi maupun orang lain. Faktor yang mempengaruhi antara lain faktor biologi seperti usia, body mass indeks, status pubertas, status menopause, kapasitas aerobik, kekuatan, ketangkasan atau kesimbangan, faktor psikologi mengenai self esteem, motivasi diri dan status kesehatan dan sosiokultural yang meliputi suku, etnis, akulturasi, pendidikan dan status sosio ekonomi.
Kedua tentang kognitif behaviour spesifik dan sikap, pada tahap ini dibagi 6 kategori yaitu mengenai penilaian terhadap manfaat tindakan secara langsung dapat memotivasi perilaku kearah positif. Hambatan tindakan adalah sikap yang langsung menghalangi kegiatan melalui pengurangan komitmen terhadap rencana kegiatan. Kemajuan diri yaitu kemampuan seseorang dalam mengorganisasi dan melakukan tindakan yang tidak menyangkut skill yang dimiliki. Sikap yang berhubungan dengan aktivitas seperti tindakan yang diambil, emosi yang timbul pada kegiatan serta lingkungan di mana kegiatan itu berlangsung. Pengaruh interpersonal mengenai perilaku, kepercayaan atau sikap kepada orang lain. Sumber utama interpersonal dari keluarga kelompok dan pemberi pengaruh pelayanan kesehatan. Pengaruh interpersonal terdiri dari norma, sosial support dan model (belajar dari pengalaman orang lain). Pengaruh situasional yaitu situasi yang dapat mempengaruhi perilaku dengan mengubah lingkungan.
Terakhir yang ketiga mengenai perilaku yang diharapkan, tahapan ketiga ini dikategorikan dalam 3 tahapan yaitu mengenai komitmen terhadap rencana tindakan dengan komitmen untuk melaksanakan tindakan sesuai waktu dan tempat dengan orang-orang tertentu atau sendiri tanpa persaingan, pengaturan strategi tertentu untuk mendapatkan tujuan dan rencana kegiatan yang dikembangkan oleh perawat dan klien untuk mencapai tujuan. Kebutuhan yang mendesak merupakan perilaku alternatif sehingga tindakan yang mungkin dilakukan segera sebelum kejadian terjadi suatu rencana perilaku promosi kesehatan. Hasil perilaku yaitu efek pencapaian tujuan secara langsung ditujukan pada pencapaian hasil kesehatan positif untuk klien. Perilaku promosi kesehatan terutama sekali terintegrasi dalam gaya hidup sehat yang menyerap pada semua aspek kehidupan seharusnya mengakibatkan peningkatan kesehatan, fungsional dan kualitas hidup yang lebih baik pada semua tingkat perkembangan.
Analisa Teori Nola J. Pender
Teori keperawatan Nola J. Pender tentang “Health Promotion Model” yang menjelaskan bahwa perilaku kesehatan merupakan hasil tindakan yang ditujukan untuk mendapatkan hasil kesehatan yang optimal. (Alligood, 2014). Model ini mengabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif  sosial (social cognitive theory) yang konsisten dalam melihat pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit yakni bersifat logis dan ekonomis. HPM membantu perawat dalam memahami perilaku kesehatan individu, yang menjadi dasar konseling dalam meningkatkan gaya hidup sehat (Sukut et al., 2015).
Upaya promosi kesehatan juga diarahkan tidak hanya masalah pencegahan penyakit atau kelemahan fisik tetapi kesejahteraan mental dan sosial yang menyeluruh guna mendapatkan generasi berkarakter baik, perlu dilakukan pembinaan kesadaran sosial, terutama kepada keadaan orang lain, pemahaman pikiran serta pemahaman terhadap situasi yang rumit dalam kehidupan dan tujuan utama meningkatkan kesadaran, kemauan dan keterampilan dalam berperilaku sehat (Asniar, 2013). Teori yang dikemukakan merupakan contoh berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil penelitian yang dikembangkan atas riset kualitatif dan kuantitatif, riset yang berhubugan dengan HPM memberikan kontribusi pengembangan body of knowledge secara umum dari ilmu keperawatan.
Namun teori ini mempunyai kelemahan seperti pada pasien cacat sejak lahir seperti malfungsi sel yang berperan untuk daya tahan tubuh, sulit diterapkan pada ekonomi yang lemah dan tingkat pendidikan rendah karena cenderung memenuhi kebutuhan dasarnya dibanding dengan motivasi meningkatkan status kesehatan, membuhkan role model yang sempurna untuk mempengaruhi masyarakat, tenaga kesehatan yang kurang mengaplikasikan teori ini dalam mempengaruhi klien/masyarakat dan masyarakat lebih mempercayai budaya sehingga mensosialisasikan dan mengaplikasikan teori ini kurang.
Aplikasi Teori Dengan Pendekatan Masalah Keperawatan
Terapi hemodialisis dikatakan optimal apabila memenuhi kriteria adekuasi hemodialsis dengan penilai Kt/V dan nilai URR. Armezya et al., (2014) terapi hemodialysis mempunyai pengaruh terhadap nilai URR pada pasien yang menjalani hemodialsisis, tetapi terdapat 38% pasien mengalami tindakan hemodialysis tidak adekuat. Telah  diketahui  bahwa  biasanya untuk  meningkatkan  AHD  dapat dilakukan  dengan  meningkatkan kecepatan aliran darah menuju mesin HD dan volume darah yang disaring mesin HD, tetapi perlu diketahui bahwa langkah tersebut bisa berakibat mual, pusing dan kram otot (Tria Firza, Aminah, & Adam Riyadi, 2015). Penelitian Hartanti (2016) bahwa exercise intradialisis berpengaruh meningkatkan nilai URR pasien gagal ginjal kronik. Hasil penelitian (Nur Muji, I Ketut, & Haryanto, 2017) menunjukkan bahwa kombinasi stretching exercise dan pernafasan yoga efektif untuk menurunkan tekanan darah pasien gagal ginjal.
Oleh karena itu exercise intradialisis perlu dipahami dan diketahui oleh pasien gagal ginjal kronis sehingga dapat diaplikasikan saat melakuakan terapi hemodialsis guna meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi. Pasien gagal ginjal harus mampu melakukan pengolahan terhadap penyakitnya untuk mencegah terjadinya komplikasi yang mamperberat keadaan pasien dan memaksimalkan aspek yang ada dalam dirinya untuk menentukan pilihan terbaik.
Promosi kesehatan merupakan konsep dalam pemberdayaan kemampuan individu atau keluarga untuk meningkatkan kesehatan. HPM membantu perawat dalam menolong dan mengindentifikasi faktor terhadap kesehatan dan perilaku sehat yang sudah dilakukan guna membentuk perilaku baru yang dapat mencapai kesehatan yang optimal (Utami, 2017). Peran perawat dalam keperawatan Pender adalah mencegah pasien gagal ginjal kronis kearah yang lebih buruk dengan mengajak individu dan lingkungan sekitar agar berperilaku positif terhadap pemeliharan dan peningkatan kesehatan, meningkatkan motivasi dan komitmen agar pasien gagal ginjal terhindar dari komplikasi. Pada penelitian (Nuari & Kartikasari, 2015) mengidentifikasi faktor personal, manfaat tindakan yang dirasakan dan hambatan untuk bertindak berpengaruh segnifikan dalam mempengaruhi self empowerment. Tidak seperti model pencegahan kesehatan lainya, HPM menekankan pada metode motivasi positif (Nuari & Kartikasari, 2015).
Pandangan Islam Tentang Teori Nola J. Pender
Islam adalah agama yang menganjurkan manusia untuk hidup bersih, sehat dan cinta lingkungan. Tidak ada kesenjangan antara kemuliaan ajaran islam dengan perilaku kehidupan sehari-hari dari sudut kesehatan. Salah satu metode promosi kesehatan dalam Islam adalah penyampaian ajakan hidup sehat melalui dakwah yang dilakukan oleh para muballigh. Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S. Ali Imran 104 yang berarti “Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
Diungkapkan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 71 yang berbunyi “ Dan ornag-orang yang beriman, lelaki dan permpuan sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf (kebaikan), mencegah dari munkar (keburukan), mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Pengkajian Teori Nola J. Pender
Berdasarkan Model Promosi Kesehatan, perawat harus melakukan pengkajian komprehensif agar dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan. Pengkajian yang dilakukan oleh perawat adalah: langkah pertama pengkajian tentang perilaku sebelumnya yang mencakup kebiasaan individu, hambatan dari perilaku yang dilakukan, manfaat dari perilaku yang dilakukan, penyakit yang pernah diderita, sumber pelayanan kesehatan dan upaya yang pernah dilakukan dalam meningkatkan kesehatan. Langkah kedua pengkajian tentang faktor personal, faktor psikososial dan faktor sosial budaya. Langkah ketiga pengkajian tentang perilaku spesifik dalam pengatuhan dan sikap, pengkajian ini mengali tentang pemikiran dan sikap yang mungkin atau sudah dilakukan seperti mengkaji mengenai manfaat/harapan dari tindakan, hambatan dalam mewujudkan tujuan dan menilai kemajuan yang dilakukan dengan wujud dari perilaku, pengalaman, ajakan, kondisi psikologis (kecemasan).
Langkah keempat yaitu mengkaji tentang reaksi emosional terhadap perubahan perilaku, apakah dengan menghindar, mempertahankan atau bahkan dapat merubah perilaku. Langkah kelima melakukan pengkajian dalam pengaruh situasional seperti keadaan disekitar yang meliputi lingkungan rumah, sanitasi dan komunitas. Langkah keenam pengkajian dalam hubungan interpersonal seperti apa dukungan yang diberikan oleh lingkungan sekitar, role model seperti panutan dan kebudayaan yang mencakup nilai-nilai kepercayaan. Langkah terakhir yaitu pengkajian fungsi keluarga yaitu fungsi efektif dan fungsi perawatan keluarga.
Kesimpulan
            Teori pender memiliki konsep paradigma keperawatan adalah menggabungkan konsep manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan dengan pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah promotif dan peventif. Teori Pender pertama menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif social (social cognitive theory). Pada revisi model promosi kesehatan menambahkan sikap yang berhubungan dengan aktivitas, komitmen pada rencana tindakan, dan adanya kebutuhan yang mendesak.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work. Elsevier Mosby (8th ed.). Elsevier. https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a
Armezya, W., Nasrul, E., & Bahar, E. (2014). Pengaruh Hemodialisis terhadap Urea Reduction Ratio pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium V di RSUP Dr . M . Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2), 300–305.
Asniar. (2013). Pengembangan Sikap ” Caring ” Pada Anak Usia Sekolah Sebagai Upaya Promosi Kesehatan. Idea Nursing Journal, 1. https://doi.org/2087-2879
Hartanti, R. D. (2016). Exercise Intradialisis Meningkatkan Nilai URR Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis. The 3 Rd Universty Research Colloquit, 533–541. https://doi.org/2407-9189
Nuari, N. A., & Kartikasari, M. (2015). Peningkatan Self Empowerment dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii dengan Pendekatan Diabetes Empowerment Education berbasis Health Promotion Model. Jurnal Ners, 10(2), 279–288.
Nur Muji, A., I Ketut, S., & Haryanto, J. (2017). Efektifitas Stretching Exercise Dan Pernafasan Yoga Terhadap Regulasi Tekanan Darah Dan Kualitas Hidup Klien ESRD Yang Menjalani Hemodialisis Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10. No 2, 226–233.
PERNEFRI (Perkumpulan Nefrologi Indonesia). (2015). 8th Report Of Indonesian Renal Registry, 1–45.
Sukut, S. S., Arif, Y. S., & Qur, N. (2015). Faktor Kejadian Diare Pada Balita Dengan Pendekatan Teori Nola J. Pender di IGD RSUD Ruteng. Jurnal Pediomaternal, 3(2).
Sulistyowati, L. S. (2011). Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan (Panduan bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas), 118. https://doi.org/KEMENTERIAN KESEHATAN RI PUSAT PROMOSI KESEHATAN
Tria Firza, K., Aminah, S., & Adam Riyadi, M. (2015). Pengaruh Dializer Cellulose Triacetate Terhadap Penurunan Kadar Ureum Pada Pasien ERSD Yang Menjalani Hemodialisa. Jurnal Kesehatan Budi Luhur, 8(150).
Tri Catur, S. (2014). Efektivitas Dosis Hemodialisis Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Di Rsu Dokter Soedarso Pontianak. Universitas Tanjungpura.
Utami, T. A. (2017). Promosi Kesehatan Nola Pender Berpengaruh terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan ODHA Minum ARV. Indonesian Journal of Nursing and Midwifery, 5(1), 58–67. https://doi.org/2354-7642/2503-1856



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pemberian Nutrisi Dan Hidrasi Pada Pasien Kritis

Dalam dunia kesehatan masalah pemberian nutrisi dan hidrasi pada pasien kritis masih menjadi dilema etik khususnya di Intensive Care Unit ...