FILSAFAT ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM
MAGISTER KEPERAWATAN
2017
1)
Ungkapan
“medicine is a science and art” dalam pelayanan medis baik oleh ners (perawat)
maupun dokter berlaku universal. Jelaskan yang anda ketahui tentang ungkapan tersebut
dan subtansi apa yang vital dalam pelaksanaanya. Beri contoh
Jawaban :
Obat adalah ilmu dan seni (art medicine)
penyembuhan manusia. mencakup berbagai
praktik perawatan kesehatan yang berevolusi untuk menjaga dan memulihkan
kesehatan dengan pencegahan dan pengobatan penyakit. Obat awalnya
digunakan secara empirik dari tumbuhan dan berdasarkan pengalaman. Dengan
bertambahnya pengetahuan manusia tentang obat-obatan, maka pemilihan obat
berdasarkan pada perkiraan, maka dicarilah bahan-bahan obat yang mirip dengan
tubuh yang sakit sehingga penggunaan obat dengan cara tersebut disebut
signatura. Pada tahun 1804 isolasi zat aktif dan memurnikannya secara terpisah
dilakukan sintesis secara kimia, sejak saat itu berkembang obat sintetik untuk
berbagai jenis penyakit.
Obat adalah ilmu karena dalam pembuatan obat
dialakukan uji pra klinik dan klinik yaitu merupakan syarat agar diperoleh
informasi tentang efek farmakologi, profil marmakokinetik dan toksitisas calon
obat. Pengujian dilakukan pada reseptor dengan organ terisolasi selanjutnya
pada hewan yang utuh, kemudian apakah dapat diteruskan kepada manusia. Konsep
ini sering disebut obat barat karena cenderung mengobati tempat yang “sakit”
saja tanpa memeriksa dahulu apa yang menyebabkan sakitnya. Misalnya ketika
sakit pada mata diobati dengan obat tetes mata saja tanpa memeriksa organ yang
lainnya. Obat kontemporer/barat
menerapkan ilmu kesehatan, penelitian biomedis, dan teknologi medis untuk
mendiagnosis dan mengobati luka dan penyakit, biasanya melalui pengobatan,
operasi, atau bentuk terapi lainnya.
Sebelum pengobatan
ilmiah, seni penyembuhan dipraktekkan bersama dengan "obat Timur" yang
biasanya berbasis pada praktik tradisional, ceramah, atau non-ilmiah. Obat
adalah seni seperti dengan pengobatan timur yaitu pengobatan dengan menyelidiki
penyebab sebelum memberikan resep, untuk skit mata ada kemungkinan karena
panas/ Qi (tidak ada dalam pengobatan barat) yang berlebih dihati. Pengunaan
obat timur biasanya menggunakan bahan alami yang sebagian besar tidak mnyisakan
residu, apalagi mengunakan tusuk jarum (akupuntur) tentunya tidak berbekas sama
sekali. Pengobatan yang salah
dalam pengobatan barat berakibat tertinggalnya residu didalam tubuh dan sangat
berbahaya belum lagi efek samping lainnya. Penggunaan obat barat yang tidak
bijak membuat masalah yang lebih berat karena bisa menyebabkan resisten,
misalnya penggunaan obat antibiotik yang tidak bijak menyebabkan bakteri
menjadi resisten terhadap obat sehingga harus menaikan level obat. Dalam
penelitian (Sina et al.,
2016) mayoritas
menghentikan pengunaan obat-obatan terakhir kali ketika mengalami masalah
pengobatan.
Menurut saya “medicine is a science and art” adalah sesuatu yang berkontribusi
dalam beberapa hal kepada pemahaman seseorang. Misalnya Seni dapat merangsang: (a) wawasan tentang pola respons
yang umum (pengalaman bersama manusia); (b) wawasan tentang perbedaan atau
keunikan individu, dan (c) pengayaan bahasa dan pemikiran praktisi.
Seni sebagai bagian dari keperawatan yang dapat diekspresikan dengan berbagai
cara antara lain; sensitivitas dan responsif/tanggap perasaan perawat kepada
klien, kemampuan perawat (art) untuk memahami bahasa nonverbal (perilaku) klien
dalam mengungkapkan rasa cemas atau nyeri.
M Therese
Southgate dokter dan mantan wakil editor Journal of American Medical Association
memiliki kata akhir:"Kedokteran dan seni memiliki
tujuan yang sama: untuk menyelesaikan apa yang alam tidak dapat membawa ke
penyelesaian. Untuk mencapai
cita-cita, untuk
menyembuhkan ciptaan. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan
dan mengamati. Jika kita
memperhatikan dan melihat, mendengarkan dan menunggu, maka cepat atau lambat sesuatu di
kedalaman diri kita akan merespons. Seni, seperti obat, bukan yang
datang secara tiba-tiba; itu merupakan
pencarian Inilah sebabnya, mungkin kita menyebut obat itu
sendiri seni (Saha et al.,
2017)
Jadi saya beranggapan dalam istilah “medicine is a science and art” adalah
proses dimana kita sebagai tenada medis untuk terus membantu klien meningkatkan
kualitas hidup pasien dari berbagai segi dan sudut pandang. Tidak mudah
menyerah dan jika gagal pada satu terapi perawatan, kita lakukan model terapi
perawatan yang lain sehingga klien itu sembuh atau meningkatnya kualitas hidup
klien itu sendiri.
Misalnya saat ada seorang pasien
mengalami fraktur femur dan pekerjaan klien tersebut sebagai seorang atlit
lari. Dan lukanya mengharuskan klien tersebut untuk berhenti sebagai seorang
atlit lari. Disini kita sebagai tenaga medis tidak hanya melakukan terapi untuk
menyembuhkan fraktur femur klien saja, tapi kita sebagai tenaga medis juga
memberikan terapi emosional dan spiritualnya agar dia bisa menerima keadaannya.
Dan mungkin keahliannya yang tadinya sebagai seorang atlit lari bisa dialihkan
ke yang lain misalnya sebagai seorang pemain musik, melukis atau hal lain yang
mengkonsentrasikan pada bagian lengan.
Dokter merupakan suatu profesi dan setiap profesi harus
ditunjang oleh ilmu keprofesianny dan juga membutuhkan seni. Misalnya dalam
melakukan praktek dokter membangkitkan semangat hidup pasien dan meyakinkan
kesembuhan penyakit yang dialami oleh pasien, hal tersebut merupakan salah satu
seni. Akan tetapi dalam menentukan terapi obat, melakukan penanganan yang harus
dilakukan untuk kesembuhan pasien seorang dokter harus didasarkan pada ilmu
kedokteran, hal tersebut merupakan salah satu ilmu.
2)
Dua faktor vital
sewaktu proses penyembuhan penyakit yang dirawat dirumah sakit yaitu program
terapi (dokter) dan perawat (ners, paramedis). Secanggih dan sebaik apapun
program terapi tanpa proses perawatan yang tepat dan baik hasilnya kurang memuaskan.
Beri contoh.
Jawaban :
Keperawatan menyakini pelayanan professional
bersifat humanistik, holistik dan caring. Humanistik adalah landasan dan
asas kemanusiaan, holistik adalah melihat manusia dan lingkungan secara
menyeluruh dalam satu kesatuan sistem yakni melihat manusia secara utuh yang
meliputi biopsikososial dan spiritual dengan sifat yang hakiki, mempunyai
kebutuhan dasar dan kebutuhan interpersonal mempunyai perasaan keinginan dan
kemampuan. Caring adalah fokus terhadap proses pelayanan asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien. Sebagai
perawat harus mengetahui dan memahami manusia itu sendiri sehingga dalam
memberikan tindakan keperawatan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan
yang tepat untuk mencapai
kesembuhan pasien sepenuhnya
Dunia keperawatan mengenal Caring yaitu perilaku dalam memberikan bantuan kepada individu yang dilakukan secara holistik atau yang dikenal sebagai “Human science and human care” peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus professional yakni C-A-R-E. C: Communication, yaitu memberikan pelayanan keperawatan secara lengkap, adekuat dan cepat. A: Activty, yaitu aktifitas pemberian asuhan keperawatan harus dilaksanakan secara professional dan dapat bekerja dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya dengan menunjukan kesungguhan, empati dan sikap bertanggung jawab. R: Review & Responsive, yaitu berpedoman pada nilai etika keperawatan dan standar keperawatan serta ilmu keperawatan. E: Education, yaitu menambah ilmu melalui pendidikan formal/informal sampai keahlian tertentu.
Menurut saya sebagai perawat dalam melakukan tindakan keperawatan harus didasari dengan sikap care terhadap pasien sehingga dalam proses kesembuhan pasien lebih optimal, misalnya pada pasien anak dengan penyakit kanker yang dirawat dirumah sakit dan mengalami pengobatan kemoterapi yang lama sehingga perawat dituntut meninjau dari aspek biopsikososial dan spiritual yakni salah satunya meminimalisasi dampak hospitalisasi dengan cara melakukan terapi bermain. Contoh lainya pada pasien dengan diagnosis HIV, prinsip suhan keperawatan dalam mengubah perilaku dalam perawatan dan meningkatkan respon imunitas pasien melalui kebutuhan fisik, psikologis sosial, dan spiritual dalam menurunkan stressor. Penurunan stressor berdampak terhadap interaksi sosial yang positif, respon tersebut melalui jalur HPA-Axis (Hipotalamus, Pituitary, Adrenal) menurunkan sekresi CRF pada basofil yang memacu Pituitary akan menurunkan ACTH. Penurunan ACTH menstimulasi penurunan cortisol pada jalur Adrenal Cortex. Penurunan cortisol memodulasi respon imun khususnya T-Helper yaitu meningkatnya kadar CD4 yang akhirnya meningkatkan antibodi-HIV.
3) Suatu pasien dengan penyakit degenerative dalam stadium lanjut (stroke, Ca , HIV dan lain-lain) yang dirawat dirumah sakit, namun hasil terapinya tidak membawa kesembuhan (sia-sia). Walau diterapi oleh tim dokter spesialis. Menurut anda tindakan apa yang sebaiknya dilakukan. Jelaskan alasannya.
Jawaban :
Praktek keprawatan mengenal konsep moral yang terdiri dari advokasi, akuntabilitas dan loyalitas. Advokasi adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktek tidak kompeten dan melangar etika. Akuntabilitas adalah bertanggung jawab atas suatu tindakan dan dapat menerima konsekuensi. Loyalitas merupakan konsep yang meliputi simpati, peduli dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat.
Pada kasus masalah diatas tindakan terpenting adalah untuk membuat pasien atau keluarga puas terhadap terapi pengobatan yang sudah dilakukan secara optimal, untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat kepada pasien dimana komunikasi teraupetik sangat penting dilakukan. Pelaksanaan komunikasi teraupetik berdampak pada kepuasan pasien (Rorie, Hamel and Pondang, 2014). Kepuasan pasien atau keluarga sangat penting karena berdampak mutu pelayanan dirumah sakit (Imelda and Ezzah, 2015).
Kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan akan memberikan efek kepasrahan sehingga aspek spiritual dapat diberikan, aspek spiritual pada asuhan keperawatan ditekankan pada penerimaan pasien terhadap sakit yang dideritanya. Sehingga akan dapat menerima dengan ikhlas terhadap sakit yang dialami dan mampu mengambil hikmah. Bimbingan rohani islam dapat mensugesti lebih tenang, lebih sabar dan mau berikhtiar serta bersemangat untuk sembuh dan memasrahkan diri kepada sang pencipta (Saputra, 2015).
Asuhan keperawatan yang dapat diberikan adalah: Pertama, menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap kesembuhan. Harapan merupakan salah satu unsur yang penting dalam dukungan sosial. Orang bijak mengatakan “hidup tanpa harapan, akan membuat orang putus asa dan bunuh diri”. Perawat harus meyakinkan kepada pasien bahwa sekecil apapun kesembuhan, misalnya akan memberikan ketenangan dan keyakinan pasien untuk berobat.
Kedua, pandai mengambil hikmah. Peran perawat dalam hal ini adalah mengingatkan dan mengajarkan kepada pasien untuk selalu berfikiran positif terhadap semua cobaan yang dialaminya. Keluarga memiliki peranan dalam memotivasi penyembuhan pasien (Kinasih and Wahyuningsih, 2012). Dibalik semua cobaan yang dialami pasien, pasti ada maksud dari Sang Pencipta. Pasien harus difasilitasi untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan jalan melakukan ibadah secara terus menerus. Sehingga pasien diharapkan memperoleh suatu ketenangan selama sakit. Ketiga, Ketabahan hati. karakteristik seseorang didasarkan pada keteguhan dan ketabahan hati dalam menghadapi cobaan. Individu yang mempunyai kepribadian yang kuat, akan tabah dalam menghadapi setiap cobaan. Individu tersebut biasanya mempunyai keteguhan hati dalam menentukan kehidupannya.
Dunia keperawatan mengenal Caring yaitu perilaku dalam memberikan bantuan kepada individu yang dilakukan secara holistik atau yang dikenal sebagai “Human science and human care” peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus professional yakni C-A-R-E. C: Communication, yaitu memberikan pelayanan keperawatan secara lengkap, adekuat dan cepat. A: Activty, yaitu aktifitas pemberian asuhan keperawatan harus dilaksanakan secara professional dan dapat bekerja dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya dengan menunjukan kesungguhan, empati dan sikap bertanggung jawab. R: Review & Responsive, yaitu berpedoman pada nilai etika keperawatan dan standar keperawatan serta ilmu keperawatan. E: Education, yaitu menambah ilmu melalui pendidikan formal/informal sampai keahlian tertentu.
Menurut saya sebagai perawat dalam melakukan tindakan keperawatan harus didasari dengan sikap care terhadap pasien sehingga dalam proses kesembuhan pasien lebih optimal, misalnya pada pasien anak dengan penyakit kanker yang dirawat dirumah sakit dan mengalami pengobatan kemoterapi yang lama sehingga perawat dituntut meninjau dari aspek biopsikososial dan spiritual yakni salah satunya meminimalisasi dampak hospitalisasi dengan cara melakukan terapi bermain. Contoh lainya pada pasien dengan diagnosis HIV, prinsip suhan keperawatan dalam mengubah perilaku dalam perawatan dan meningkatkan respon imunitas pasien melalui kebutuhan fisik, psikologis sosial, dan spiritual dalam menurunkan stressor. Penurunan stressor berdampak terhadap interaksi sosial yang positif, respon tersebut melalui jalur HPA-Axis (Hipotalamus, Pituitary, Adrenal) menurunkan sekresi CRF pada basofil yang memacu Pituitary akan menurunkan ACTH. Penurunan ACTH menstimulasi penurunan cortisol pada jalur Adrenal Cortex. Penurunan cortisol memodulasi respon imun khususnya T-Helper yaitu meningkatnya kadar CD4 yang akhirnya meningkatkan antibodi-HIV.
3) Suatu pasien dengan penyakit degenerative dalam stadium lanjut (stroke, Ca , HIV dan lain-lain) yang dirawat dirumah sakit, namun hasil terapinya tidak membawa kesembuhan (sia-sia). Walau diterapi oleh tim dokter spesialis. Menurut anda tindakan apa yang sebaiknya dilakukan. Jelaskan alasannya.
Jawaban :
Praktek keprawatan mengenal konsep moral yang terdiri dari advokasi, akuntabilitas dan loyalitas. Advokasi adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktek tidak kompeten dan melangar etika. Akuntabilitas adalah bertanggung jawab atas suatu tindakan dan dapat menerima konsekuensi. Loyalitas merupakan konsep yang meliputi simpati, peduli dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat.
Pada kasus masalah diatas tindakan terpenting adalah untuk membuat pasien atau keluarga puas terhadap terapi pengobatan yang sudah dilakukan secara optimal, untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat kepada pasien dimana komunikasi teraupetik sangat penting dilakukan. Pelaksanaan komunikasi teraupetik berdampak pada kepuasan pasien (Rorie, Hamel and Pondang, 2014). Kepuasan pasien atau keluarga sangat penting karena berdampak mutu pelayanan dirumah sakit (Imelda and Ezzah, 2015).
Kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan akan memberikan efek kepasrahan sehingga aspek spiritual dapat diberikan, aspek spiritual pada asuhan keperawatan ditekankan pada penerimaan pasien terhadap sakit yang dideritanya. Sehingga akan dapat menerima dengan ikhlas terhadap sakit yang dialami dan mampu mengambil hikmah. Bimbingan rohani islam dapat mensugesti lebih tenang, lebih sabar dan mau berikhtiar serta bersemangat untuk sembuh dan memasrahkan diri kepada sang pencipta (Saputra, 2015).
Asuhan keperawatan yang dapat diberikan adalah: Pertama, menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap kesembuhan. Harapan merupakan salah satu unsur yang penting dalam dukungan sosial. Orang bijak mengatakan “hidup tanpa harapan, akan membuat orang putus asa dan bunuh diri”. Perawat harus meyakinkan kepada pasien bahwa sekecil apapun kesembuhan, misalnya akan memberikan ketenangan dan keyakinan pasien untuk berobat.
Kedua, pandai mengambil hikmah. Peran perawat dalam hal ini adalah mengingatkan dan mengajarkan kepada pasien untuk selalu berfikiran positif terhadap semua cobaan yang dialaminya. Keluarga memiliki peranan dalam memotivasi penyembuhan pasien (Kinasih and Wahyuningsih, 2012). Dibalik semua cobaan yang dialami pasien, pasti ada maksud dari Sang Pencipta. Pasien harus difasilitasi untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan jalan melakukan ibadah secara terus menerus. Sehingga pasien diharapkan memperoleh suatu ketenangan selama sakit. Ketiga, Ketabahan hati. karakteristik seseorang didasarkan pada keteguhan dan ketabahan hati dalam menghadapi cobaan. Individu yang mempunyai kepribadian yang kuat, akan tabah dalam menghadapi setiap cobaan. Individu tersebut biasanya mempunyai keteguhan hati dalam menentukan kehidupannya.
Daftar
Pustaka
Imelda, S. and Ezzah, N. (2015) ‘Analisis Tingkat Mutu
Pelayanan Rawat Inap Dalam Upaya Peningkatan Kepuasan Pasien di RSUP Adam Malik
Medan’, j. informatika AMIK-LB, 3(3).
Kinasih, K. D. and
Wahyuningsih, A. (2012) ‘Peran Pendamping Spiritual Terhadap Motivasi
Kesembuhan Pada Pasien Lanjut Usia’, 5(1), pp. 1–10.
Rorie, P. A. C., Hamel,
R. S. and Pondang, L. (2014) ‘Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan
Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Iriana A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado’, 6.
Saha, S., Hoerger, T.
J., Pignone, M. P., Steven, M., Helfand, M. and Mandelblatt, J. S. (2017) ‘The
Art and Science of Incorporating Cost-Effectiveness into Evidence-based
Recommendations for Clinical Preventive Services’, 20(suppl 3), pp. 36–43.
Saputra, A. N. U. R.
(2015) ‘Peran Bimbingan Rohani Islam Dalam Menangani Kecemasan Pasien Cacat
Fisik Korban Kecelakaan ( Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran ,
Kabupaten Semarang )’.
Sina, O. J., Arazeem,
A. A., Bashiru, S., Oluwaseun and Adegbilero, I. (2016) ‘Medicine Use And
Medication Related problem Among Nigerian Undergraduate Students’, International
Journal of Interdisciplinary Research Method, 3(1), pp. 35–48.
Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
BalasHapusFind reviews and discounts 용인 출장안마 for 양주 출장샵 Borgata Hotel Casino & Spa 경산 출장안마 in Atlantic City (New 익산 출장마사지 Jersey), including fully refundable rates with free 문경 출장마사지 cancellation.